Sabtu, 17 Desember 2016

Industri Kreatif

Kerajinan yang Kreatif dari Tanam Pisang Abaca
Hasil gambar untuk kerajinan dari pisang abaca
Bengkulu (11/12)-  Darmawan salah satu warga daerah benteng yang mengembangbiakkan pisang Abaca di Benteng, pasalnya pisang jenis ini memiliki banyak manfaat bagi masyarakat, terutama pada sisi ekonomis sehingga bisa memacu peningkatan pendapatan warga.
Darmawan menjelaskan “pisang jenis abaca tersebut banyak sekali manfaatnya, selain buahnya bisa dikonsumsi, batang pisang jenis abaca itu juga bisa diolah menjadi serat bahan kerajinan. Sehingga bagi masyarakat yang mengembangkan tanaman pisang itu bisa mendapat banyak manfaat. “Batangnya memiliki tekstur serat yang bagus, di daerah lain pisang ini sudah tidak asing lagi, sudah banyak yang budidaya dan mengolah seratnya menjadi bahan kerajinan. Jelas ini peluang bagi masyarakat Benteng untuk bergerak di bidang industri rumah tangga. Apalagi kita sudah memiliki kerajinan dari bahan serat pisang yang dikembangkan di Harapan Makmur,” ungkap Darmawan.
“pisang abaca sangat mudah diperoleh dan sangat cocok dengan kondisi topografi lahan yang ada di Benteng. Hanya saja diakuinya, masih sangat jarang masyarakat yang membudidayakan pisang itu “Pisang ini memiliki banyak manfaat dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi, sebab itu kami akan terus mensosilisasikan pisang ini pada masyarakat. Tidak menutup kemungkinan nanti juga akan kita salurkan bibitnya, apalagi perawatan pisang ini tidak terlalu mahal dan sulit,” tambahnya.
Masih menurutnya saat ini pisang abaca itu baru dibudidayakan oleh masyarakat Desa Harapan Makmur, namun dengan sosialisasi yang gencar pihaknya yakin pisang tersebut bisa dibudidayakan secara massif. “Pisang ini kami yakini bisa memberikan nilai tambah bagi masyarakat lainnya, buahnya bisa dimakan dengan berbagai bentuk olahan. Serat batang bisa diolah menjadi berbagai kerajinan seperti tas, topi, dompet dan berbagai bentuk anyaman,” ungkap Darmawan
"Bukan hanya untuk masyarakat lain , saya sendiripun sudah terasa manfaatnya dari pisang abaca ini , saya sudah mulai memproduksi kerajinan tangan sedikit demi sedikit dimulai dari yang simple dengan harga yang relatif terjangkau dan sekarang hasilnya sudah saya rasakan sendiri peminat sudah banyak dan kerajinan ini sudah mulai dikenal dikalangan masyarakat luas”Tutup Darmawan..(Berlian)

Usaha Kreatif Batu Akik Dimodifikasi Menjadi Keris
Hasil gambar untuk modifikasi batu akik
Bengkulu- Kekayaan alam jenis bebatuan di Bengkulu sudah menjadi ikon daerah ini. Selain batubara sebagai sumber energi yang menghasilkan devisa melalui ekspor, saat ini Bengkulu dikenal sebagai penghasil batu akik beragam jenis. berbagai modifikasi pun dilakukan para pengrajin salah satunya dengan membuat keris berbahan batu.

Deni (39) pengrajin batu akik di Kelurahan Kandang Mas, Kecamatan Kampung Melayu Kota Bengkulu sudah menghasilkan puluhan keris beragam jenis, di antaranya keris liku sembilan khas Jawa, keris lain yang diproduksi adalah jenis Kujang khas Jawa Barat dan keris "Tangkai Serunai" khas Bengkulu.

"Saya hanya pengrajin yang menerima upahan, untuk satu jenis keris saya patok dengan harga 500 ribu hingga 1 juta, tergantung kekerasan batu yang dibawa pengorder dan tingkat kesulitannya," ujar deni di Bengkulu (12/12/2016)).

Para pemesan keris batu buatan Bapak Deni tidak hanya datang dari pecinta batu akik lokal, bahkan salah seorang jendral bintang dua angkatan darat, Dirjen di kementrian dan pejabat penting di Jakarta memesan keris buatannya. Untuk Bengkulu sendiri, kalangan pejabat setingkat Wakapolda, Komandan TNI Angkatan Laut dan para anggota DPRD juga mengkoleksi hasil kerajinan tangannya.

Selain keris, dia juga memproduksi beragam jenis kerajinan batu seperti Handle mobil, Asbak, linton bahkan lampion dan liontin, semuanya berbahan batu asli Bengkulu, diantaranya Red Rafflesia, Giok, Baiduri, Sunkish dan Calledone.

Karya Bapak deni ini sudah beberapa kali diikutkan dalam pameran baik di dalam negeri maupun manca negara, seperti Singapura, Timur Tengah dan beberapa negara di Eropa. Sayangnya, dia sebagai pengrajin hanya dimanfaatkan kepandaiannya tanpa pernah dilibatkan dalam pameran itu. (Berlian)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar